Jumat, 22 Mei 2015
Doc IN K-13 Kimia Wil.2 Kab. Pasuruan
Posted by MUHAMMAD ARDIANSYAH on 00.34 with No comments
KROMATOGRAFI
Posted by MUHAMMAD ARDIANSYAH on 00.20 with No comments
Oleh
: Muhammad Ardiansyah
1. Kromatografi
adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan
didistribusikan antara 2 fase, salah satunya yang merupakan fase stasioner
(diam), dan yang lainnya berupa fasa mobil (fasa gerak).Fase gerak dialirkan
menembus atau sepanjang fase stasioner. Fase diam cenderung menahan komponen
campuran, sedangkan fasa gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan
terikatnya suatu komponen pada fasa diam dan perbedaan kelarutannya dalam fasa
gerak, komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan. komponen yang kurang
larut dalam fasa gerak atau yang lebih kuat terserap atau terabsorpsi pada fasa
diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terserap
akan bergerak lebih cepat. Jadi prinsip dasar pemisahan kimiadengan metode
kromatografi adalah kesetimbangan distribusi komponen-komponen senyawa sampel
antara ke dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak.
Contoh
aplikasinya :
Pemisahan
klorofil dari pigmen tumbuhan menggunakan serbuk CaCO3 dalam kolom (fasa diam)
dan petroleum eter (fasa gerak). pigmen
fotosintesis yang pertama kali muncul
adalah pigmen klorofil
b yang berwarna hijau muda, kemudian pigmen klorofil a yang berwarna
hijau tua.
No.
|
Pigmen
|
Jarak
tempuh pelarut
|
Jarak
tempuh pigmen
|
Rf
|
1.
|
Klorofil
a
|
15
cm
|
0,8
cm
|
0,053
|
2.
|
Klorofil
b
|
15
cm
|
11,5
cm
|
0,767
|
Klorofil
b mempunyai jarak tempuh
yang paling dekat,dibanding dengan klorofil a. Jarak yang ditempuh oleh
pigmen klorofil ini tergantung dari berat molekul klorofil tersebut. Jika berat
molekulnya rendah atau ringan, maka pigmen fotosintesis akan terbawa larutan
kromatografi lebih jauh. Sebaliknya, jika berat molekul pigmen besar, maka
pigmennya pun akan terbawa lebih dekat. Jadi
terbukti bahwa klorofil
yang mempunyai berat
molekul yang lebih
besar akan menempuh jarak yang
lebih dekat atau dengan kata lain
pigmen klorofil b tampak terlebih
dahulu.
2. Yang
menyebabkan kromatografi modern sangat mampu memisahkan campuran dibanding
metode metode kromatografi biasa (kolom) adalah sebagai berikut :
a. Kecepatan
(speed)
Kecepatan
dalam analisis suatu sampel menjadi aspek yang sangat penting dalam hal
analsis. Selain itu kromatografi modern memberikan andil dengan maksimal dalam
perhatian kepada kondisi lingkungan yang dari hari ke hari jumlah sampel yang
mau dianalisis semakin bertambah.
b. Sensitivitas
(sensitivity)
Dengan
berkembangnya teknologi mikroprosesor, mulailah orrang menkombinasikannya
dengan efisiensi kolom pemisah, mulai skala konvensional (ukuran diameter dalam
millimeter) sampai skala mikro yang biasa juga disebut microcolum. Sehingga
walaupun hanya dengan jumlah sampel yang sedikit, kandungan senyawa dalam
sampel tersebut dapat terdeteksi dengan baik.
c. Seelektivitas
( selectivity)
Dengan
system ini, bisa dilakukan pemisahan berdasarkan keinginan, misalnya
kation/anion organic saja atau kation/anion anorganik yang ingin dipisahkan. Sehingga
kita bias mendapatkan data sesuai dengan apa yang kita analisis.
d. Pendeteksian
yang serempak (simultaneous detection)
Pendeteksian
senyawa-senyawa yang terkandung didalam sampel dapat dianalisis dengan satu
kali injek untuk sebuah sampel, sehingga dapat menekan biaya operasional,
memperkecil jumlah limbah saat analisis berlangsung, memperpendek waktu
analisis serta dapat memaksimalkan hasil yang diinginkan.
e. Kestabilan
pada kolom pemisah (stability of the separator column)
Kebanyakan
kolom pemisah bisa bertahan pada perubahan yang terjadi pada sampel, misalnya
konsentrasi sapel yang terlalu tinggi, tidak akan mempengaruhi kestabilan
material penyusun kolom.
f. Efisiensi
maksimum (maximum efficiensy)
Kromatografi
modern mempunyai efisiensi maksimum karena dilengkapi dengan pengatur
temperature dan juga tangki-tangki pelarut yang pengaturannya dikendalikan oleh
computer. Dengan demikian untuk memisahkan lima buah senyawa aromatic yang
mempunyai struktur mirip dapat dilakukan hanya dalam waktu 60 detik.
3. Kromatografi
fluida superkritik dan profil kromatografi misel cair
a. Kromatografi
fluida superkritik
Kita
pada umumnya mengenal dengan baik tiga wujud klasik materi, yaitu padat, cair
dan gas. Materi dapat mengalami perubahan keadaan dari satu wujud ke wujud
lainnya tergantung suhu dan tekanan yang dialaminya, dan ini biasanya
digambarkan dengan suatu diagram yang biasa dikenal sebagai diagram fase. Pada
diagram tersebut ada dua titik yang penting untuk diperhatikan, yaitu titik
tripel (triple point) dan titik kritik (critical point). Titik tripel adalah
suhu dan tekanan di mana fase padat, cair dan gas hadir bersamaan dalam suatu
kesetimbangan yang dinamik. Sedangkan titik kritik adalah suhu dan tekanan
tertinggi di mana suatu zat masih dapat mempertahankan kesetimbangan antara
fase gas dan cairnya. Di atas titik ini
materi berubah wujud menjadi sesuatu yang bukan gas dan bukan pula zat cair.
Secara termodinamika materi tersebut sebetulnya dapat didefinisikan sebagai
gas, atau lebih tepatnya gas yang dimampatkan, karena terdiri hanya atas satu
fase dan memenuhi seluruh bagian ruang penyimpannya. Akan tetapi,
sifat-sifatnya yang berbeda dari gas biasa memerlukan penyebutan yang berbeda
dan spesifik, sehingga digunakan istilah fluida superkritik (supercritical
fluids – SCF) yang dipandang lebih sesuai. Gambar berikut di bawah ini
memperlihatkan diagram fase dan tahap perubahan fase karbon dioksida dari cair
dan gas menjadi fluida superkritik seiring dengan kenaikan suhu.
Gambar 1. Diagram Fasa CO2
Gambar
2. Tahap Perubahan fasa Karbon Dioksida
Tabel berikut di bawah ini
memperlihatkan perbandingan sifat-sifat fisika zat cair, gas dan fluida
superkritik. Bisa diamati bahwa fluida
superkritik mempunyai gabungan sifat-sifat zat cair dan gas. Berat jenisnya
sepadan dengan berat jenis zat cair, sementara viskositasnya setara dengan gas,
dan tingkat difusinya berada di antara gas dan zat cair. Dengan sifat-sifat tersebut
ia dapat menembus materi padatan lebih cepat daripada pelarut dari zat cair dan
mampu dengan cepat pula membawa zat terlarut dari dan ke dalam padatan.
Keistimewaan fluida superkritik terutama ada pada sifat dan daya pelarutannya
yang dapat diubah dan diatur menurut suhu dan tekanannya. Ini merupakan kunci
bagi aplikasinya sebagai media pelarut dan media transpor di banyak proses
industri.
Tabel
1. Sifat Fisika Fluida Superkritik dan Titik Kritik Beberapa Senyawa Kimia
Teknologi fluida superkritik sudah sejak
lama dimanfaatkan untuk membantu proses industri seperti ekstraksi pada
industri makanan dan pemurnian pada industri farmasi, dan juga sebagai teknik
analisa, yaitu kromatografi fluida superkritik. Karbon dioksida (CO2)
menjadi pilihan bagi banyak proses dengan teknologi fluida superkritik karena
(1) tidak mudah terbakar, (2) tidak beracun, (3) murah, dan (4) titik kritiknya
relatif rendah, yaitu 31,3°C dan 72,9 atm (lihat Tabel 1). Air memiliki suhu
dan tekanan kritik jauh lebih tinggi, yaitu 374,2°C dan 217,6 atm, sedangkan
propana (Tc = 96,8°C dan Pc = 42 atm) dan etana (Tc = 32,4°C dan Pc = 48,2 atm)
jelas mempunyai tekanan kritik lebih rendah tapi mudah terbakar. Keuntungannya
yang lain adalah ketersediaannya yang melimpah dari alam dan dari hasil
produk-samping berbagai proses industri serta mudah pula didaur-ulang. Ini
semua boleh dibilang memenuhi kriteria kimia hijau (green chemistry) yang
mensyaratkan "carrying out chemical activities – including chemical
design, manufacture, use, and disposal – such that hazardous substances will
not be used and generated", yaitu agar segala kegiatan yang melibatkan
zat-zat kimia – termasuk perancangan, pembuatan, pemakaian, maupun
pembuangannya –dikerjakan sedemikian rupa hingga tidak memerlukan pemakaian
ataupun menghasilkan zat-zat berbahaya.
b. Profil
kromatografi misel cair
Kromatografi
cair misel (MLC) adalah mode fase-terbalik kromatografi cair (RPLC) dengan
larutan surfaktan, yang mengandung gugus fungsi ionik maupun non-ionik pada
konsentrasi yang melebihi konsentrasi misel kritis (cmc), sebagai fase gerak.
Dan misel ditambahkan pada monomer surfaktan sebagai fase gerak.
sedangkan fase diam dilapisi dengan monomer adsorpsi surfaktan, membentuk
permukaan mirip dengan bagian luar misel. Keberadaan misel dalam fase gerak dan
modifikasi permukaan fase diam mempengaruhi retensi, selektivitas dan
efisiensi. zat terlarut non-polar dielusi fase
gerak dengan baik zat terlarut non-ionik atau ionik surfaktan dan terionisasi
dielusi dengan fase gerak surfaktan non-ionik hanya akan menyukai non-polar,
dipol-dipol dan donor-akseptor proton interaksi dengan misel dan fase diam. terionisasi
zat terlarut juga akan berinteraksi elektrostatis dengan lapisan luar dari
misel ion dan lapisan surfaktan dikenakan pada fase diam. Dalam hal apapun,
faktor sterik juga penting. Zat terlarut dipisahkan berdasarkan partisi
perbedaan antara fasa air diam dan misel dalam fase gerak, dan antara fasa air
gerak dan fase diam.
Gambar
3. Berbagai karakteristik misel
MLC
memanfaatkan perangkat keras yang sama (pompa, injector, tubing, detektor, dll)
sebagai RPLC klasik dengan campuran pelarut-air organik. Karakteristik paling
menarik yang ditawarkan oleh MLC sehubungan dengan RPLC klasik adalah
fleksibilitas yang besar yang dihasilkan oleh berbagai jenis zat terlarut-misel
dan interaksi solut-dimodifikasi fase diam, perubahan selektivitas, overlaping
tailing untuk obat dasar dikromatografi dengan kolom konvensional , analisis
sampel yang mengandung senyawa dalam berbagai polaritas menggunakan elusi
isokratik, dan injeksi langsung cairan fisiologis, menghindari pengotor
pra-pengobatan yang diperlukan dalam RPLC klasik.
Meskipun
murni fase gerak misel kadang-kadang digunakan, pemisahan yang paling dalam MLC
dilakukan dengan hibrida fase gerak misel dalam media buffer, yaitu larutan
misel yang mengandung sejumlah kecil dari suatu pelarut organik, terutama
alkohol rantai pendek, dengan propanol menjadi paling umum. Stabilitas
yang tepat dari fase gerak misel sangat penting. Sebuah
surfaktan yang cocok untuk MLC harus memiliki cmc rendah. Sebuah cmc tinggi
akan berarti beroperasi pada konsentrasi surfaktan yang tinggi, yang akan
menghasilkan solusi kental, memberikan tekanan sistem yang tidak diinginkan
tinggi dan kebisingan latar belakang detektor UV. Pemilihan sering terbatas
pada surfaktan berikut ini: anionik sodium dodecyl sulfat (SDS), yang bromida
cetyltrimethylammonium kationik (CTAB) dan non ionik Brij-35.
Pemilihan
pengubah pelarut organik yang sesuai di MLC harus mempertimbangkan polaritas
dari analit. Untuk senyawa polar, waktu retensi cukup pendek (di bawah 20
menit) diperoleh dengan 1-propanol, 2-propanol atau asetonitril. Untuk senyawa
non-polar atau senyawa dengan afinitas tinggi untuk surfaktan teradsorpsi pada
fase diam, pelarut kuat sebagai 1-butanol atau 1-pentanol yang needed. Namun,
perlu dicatat bahwa kedua alkohol terakhir menimbulkan pembentukan konsentrasi
mikroemulsi di cukup tinggi.
Salah
satu fitur yang paling menarik dari MLC adalah kemungkinan injeksi langsung
cairan fisiologis (misalnya, urine, plasma, serum dan susu) tanpa perawatan pra
lain-selain filtrasi, dengan tidak ada peningkatan tekanan sistem atau tidak
ada kerusakan terlihat setelah serial berulang injection protein, mempercepat gerak
kolom yang tersapu tanpa bahaya. Hal ini dapat mempengaruhi deteksi senyawa
sisa rendah. Namun, perlu dicatat bahwa SDS adalah surfaktan hanya biasa
digunakan dalam MLC yang efisien solubilizes protein dalam matriks fisiologis.
Juga, adalah praktik yang baik untuk mencegah kontaminasi kolom mungkin dengan
cara pengenceran atau penyaringan sampel sebelum injeksi. Beberapa contoh,
seperti serum, perlu sentrifugasi sebelum analisis kromatografi. Ini sedikit
pra-perawatan meminimalkan paparan kolom untuk senyawa yang tidak diinginkan.
4. Kromatogafi
Gas dan kromatografi Cair
A. Kromatografi
Gas
Dalam
kromatografi gas, fase bergeraknya dalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai
uap. Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fasa gas bergerak dan fasa
diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat
pada zat padat penunjangnya. Sedangkan dalam kromatografi padat-gas, digunakan
suatu zat padat penyerap. Ide untuk memfraksionasikan gas-gas dengan menginteraksikannya
terhadap suatu zat padat atau cairan tidak bergerak memalui suatu aksi selektif
terhadap suatu komponen tertentu, pertama kali disarankan pada tahun 1941.
Metode ini menjadi populer setelah tahun 1955. Pemakaian zat cair sebagai fasa
diam ternyata lebih meluas dibandingkan zat padat, sehingga teknik ini
kadangkala dikenal sebagai kromatografi gas-cair.
Prinsip Kerja Kromatografi Gas
Senyawa gas yang sedang dianalisis berinteraksi
dengan dinding kolom yang dilapisi dengan berbagai tahapan fasa diam. Ini
menyebabkan setiap kompleks elute diwaktu yang berbeda, yang dikenal sebagai
ingatan waktu yang kompleks. Perbandingan dari ingatan kali yang memberikan
kegunaan analisis kromatografi gasnya. Kromatografi gas yang pada prinsipnya
sama dengan kromatografi kolom (serta yang lainnya untuk kromatografi, seperti
HPLC, TLC), tetapi memiliki beberapa perbedaan penting. Pertama, proses memisahkan
senyawa alam campuran dilakukan antara fasa cair diam dan fasa gas gerak,
sedangkan pada kromatografi kolom yang seimbang adalah tahap yang solid dan
bergerak adalah fasa cair. Kedua, melalui kolom yang lolos tahap gas terletak
disebuah ovendimana temperatur gas yang dapat dikontrol, sedangkan kromatografi
kolom (biasanya) tidak memiliki kontrol seperti suhu. Ketiga, konsentrasi
majemuk dalam fasa gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan uap dari
gas.
Cara
Kerja Kromatografi Gas
Sampel
diinjeksikan melalui suatu sampel injection port yang temperaturnya dapat
diatur, senyawa-senyawa dalam sampel akan menguap dan akan dibawa oleh gas
pengemban menuju kolom. Zat terlarut akan taradsorpsi pada bagian atas kolom
oleh fasa diam, kemudian akan merambat dengan laju rambatan masing-masing
keomp[onen yang sesuai dengan nilai Kd masing-masing komponen tersebut.
Komponen-kompomnen tersebut terelusi sesuai dengan urut-urutan makin membesarnya
nilai koefisien partisi (Kd) menuju ke detektor. Detektor mencatat sederetansinyal
yang timbul akibat perubahan konsentrasi dan perbedaan laju elusi. Pada alat
pencatat sinyal ini akan tampak sebagai kurva antara waktu terhadap komposisi
aliran gas pembawa.
Skema
Alat Kromatografi Gas
B. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
Kromatografi HPLC adalah salah satu
pengembangan kromatografi cair. HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair
yang dilakukan dengan memakai fasa diam yang terikat secara kimia pda penyangga
halus yang distribusi ukurannya sempit (kolom) dan fasa gerak yang dipaksa
mengalir dengan laju alir yang tekendali dengan memakai tekanan tinggi sehingga
menghasilkan pemisahan dengan resolusi tinggi dan waqktu yang relativ singkat. Fasa
gerak dalam HPLC adalah berupa zat cair dan disebut juga eluen atau pelarut.
Berbeda dengan kromatografi gas, HPLC mempunyai lebih banyak pilihan fasa
gerak, dibandingkan fasa gerak untuk kromatografi gas. Dalam kromatografi gas,
fasa gerak hanya sebagai pembawa solut melewati kolom menuju detektor.
Sebaliknya, dalam HPLC, fasa gerak selain berfungsi membawa komponen-komponen
campuran menuju detektor, fasa gerak depat berinteraksi dengan solut-solut.
Oleh karena itu, fasa gerak dalm HPLC merupakan salah satu factor penentu keberhasilan
dalam proses pemisahan. Kolom utama
berisis fasa diam dan jenisnya bervariasi bergantung keperluan. Fasa diam jenis
terikat dapat dengan mereaksikan silika denan alkilklorosilana yang dikenal
dengan reaksi silanisasi.
Prinsip
Kerja Kromatografi HPLC
Dalam metode kromatografi cair ini
digunakan kolom tabung gelas dengan bermacam-macam diameter. Pertikel dengan
dimensi yang bervariasi digunakan sebagaipenunjang statsioner. Banyaknya cairan
pada kolom jumlahnya sedemikian rupa sehingga hanya cukup menghasilkan sedikit
tekanan untuk memelihara aliran fasa bergerak yang seragam. Secara keseluruhan
pemisahan ini memerlukan waktu lama. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
menambah laju aliran tanpa mengubah tinggi piringan teoritis kolom. Penurunan
ukuran partikel menunjukan satasioner tidak selalu menguntungkan kromatografi
cair kinerja tinggi (HPLC) dan berbeda dari kromatografi cair klasik. HPLC
menggunakan kolom dengan diameter sekitar 2-8 mm dengan ukkuran panjang
partikel 50 mm, sedangkan laju alilran dipertinggi dengan tekanan yang tinggi.
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Fasa diam yanng biasa digunakan (pada kolom) HPLC jenis fasa terbalik dimana R adalah rantai alkana C-18 atau C-8. Sementara fas geraknya berupa larutan yang diatur komposisinya (gradien elusi). Misalnya air: asetonitril (80:20). Hal ini bergantung pada kepolaran anallit yang akan dipisahkan. Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatan untuk sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya terpisah.
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Fasa diam yanng biasa digunakan (pada kolom) HPLC jenis fasa terbalik dimana R adalah rantai alkana C-18 atau C-8. Sementara fas geraknya berupa larutan yang diatur komposisinya (gradien elusi). Misalnya air: asetonitril (80:20). Hal ini bergantung pada kepolaran anallit yang akan dipisahkan. Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatan untuk sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya terpisah.
Cara Kerja HPLC
Adapun cara kerja dalam metode HPLC
ini adalah sebagai berikut :
a. Instrumen diperiksa, terutama jika tidak dipakai terus-menerus
a. Instrumen diperiksa, terutama jika tidak dipakai terus-menerus
Ini
dilakukan untuk menecek apakah telah dipasanga kolom yang tepat, apakah
spektrum injektor tidak rusak (apakah ada lubang besar atau bocor karena sering
dipakai), apakah sambungan saluran gas kadap, apakah tutp tanur tertutup,
apakah semua bagian listrik bekarja dengan baik, dan apakah detaktor yang
terpasang sesuai.
b. Aliran gas ke kolom dimulai atau
disesuaikan
Ini dilakukan dengan membuka katup uatama pada tangki gas
dan kemudian memutar katup (diafragma) sekunder sekitar 15 psi dan membuka
katup jarum sedikit. Ini memungkinkan aliran gas yang lambat (2-5 ml)/menit
untuk kolom kemas dan sekitar 0,5ml/menit untuk kolo, kapiler melewati sistem
dan melindungi kolom dan detektor terehadap perusakan secara oksidasi. Dalam
banyak instrumen modern, aliran gas dapat diukur dengan rotameter atau aliran
otomatis atau pengendali tekanan, atau dapt dimasukkna melalui modul pengendali
berlandas mikroprosesor. Apapun jenisnya, sambungan sistem (terutama sambungan
kolom) harus dicek denga larutan sabun untuk mengetahui apakah ada yang bocor,
atau dengan larutan khusus untuk mendeteksi kebocoran (SNOOP), atau dapat juga
dengan larutan pendeteksi kebocoran niaga.
c. Kolom dipanaskan sampai suhu awal
yang dikehendaki
Ini
dilakukan, pada instrumen, buatan lama dengan memutar transformator tegangan
perubah yang mengendalikan gelungan pemanas dalam tanur sekitar 90 V.
Skema
Alat HPLC
Dasar-Dasar Pengetahuan
Posted by MUHAMMAD ARDIANSYAH on 00.10 with No comments
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia pada
umumnya diciptakan dengan kesempurnaan akal. Hal inilah yang membedakan manusia
dengan hewan dan tumbuhan. Manusia juga diberikan suatu sifat yang tidak
dimiliki oleh makhluk yang lainnya, yakni sifat selalu dan serba ingin tahu.
Dengan keistimewaan itu pula manusia disebut sebagai satu-satunya makhluk yang
mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Makhluk lain seperti binatang
juga mempunyai pengetahuan, akan tetapi pengetahuan yang ada padanya hanya
terbatas pada kelangsungan hidupnya semata. Sedang manusia mengembangkan
pengetahuannya itu untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidupnya dan tidak
henti-hentinya memikirkan hal-hal baru, karena manusia hidup sebenarnya tidak
sekedar untuk kelangsungan hidup, namun lebih dari itu.
Kuda memang bisa
berlari secepat-cepatnya,tetapi manusia dengan pengetahuannya mampu menciptakan
kendaraan setara dengan empat ribu tenaga kuda seperti mobil sporty Ferrari.
Pohon memang bisa tumbuh tinggi, besar, kuat dan umumnya lama,tapi manusia
dengan pengetahuannya juga mampu membangun gedung mewah,megah,dan pencakar
langit. Dalam hidup dan kehidupannya, manusia mengembangkan kebudayaan, memberi
makna kepada kehidupannya serta berusaha memanusiakan diri dalam hidupnya. Pada
dasarnya semua itu menunjukkan bahwa manusia dalam hidupnya memiliki
tujuan-tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar untuk kelangsungan
hidupnya.
Pengetahuan
sendiri secara umum merupakan segala sesuatu yang diperoleh manusia melalui pengamatan.
Ketika seseorang mengamati
sesuatu hal atau kejadian yang belum atau pernah ia alami sebelumnya, maka
hasilnya adalah pengetahuan. Terkadang pengetahuan muncul tanpa
disadari,sebagai contoh ketika kita sedang pergi kesuatu tempat yang belum pernah
kita kunjungi sebelumnya,secara langsung maupun tidak langsung kita akan
memiliki pengetahuan tentang tempat itu (misalnya ; jaraknya, cuacanya,
masyarakatnya, dan lain-lain).
Inilah
pentinganya untuk mengetahui dasar-dasar pengetahuan. Dengan mengetahui dan
memahami dasar-dasar pengetahuan, kita akan
mengetahui unsur-unsur yang dapat membantu manusia untuk memiliki
pengetahuan dan berfungsi mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atasmaka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi dan jenis
pengetahuan?
2. Apakah hakikat pengetahuan?
3. Apakah dasar-dasar pengetahuan?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan pengetahuan dan jenis pengetahuan
2. Mengetahui
hakikat pengetahuan
3. Mengetahui
dasar-dasar pengetahuan
II.
PEMBAHASAN
A.
Definisi
dan Jenis Pengetahuan
Secara
etimologi pengetahuan yang dalam bahasa inggris yaitu knowledge adalah
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara
terminologi, menurut Drs. Sidi Gazaliba, pengetahuan adalah apa yang diketahui
atau hasil dari pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari
kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Jadi semua pengetahuan itu adalah
milik dari isi pikiran jadi pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha
manusia untuk tahu.
Loren
Bagus dalam kamus filsafatnya menjelaskan bahwa pengetahuan adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Pada
peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam
dirinya sendiri yang sedemikian aktif, sehingga yang mengetahui itu menyusun
yang diketahui itu pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif. Dalam arti luas
pengetahuan berarti semua kehadiran intensional objek dalam subjek. Tetapi
dalam arti sempit dan berbeda dengan imajinasi atau pemikiran belaka,
pengetahuan hanya berarti putusan yang benar dan pasti (kebenaran; kepastian).
Di sini subjek sadar akan hubungan-hubungannya sendiri dengan objek dan sadar
akan hubungan objek dengan eksistensi. Pada umumnya, adalah tepat kalau
mengatakan pengetahuan hanya merupakan pengalaman “sadar”. Karena sangat sulit
melihat bagaimana persisnya suatu pribadi dapat sadar akan suatu eksisten tanpa
kehadiran eksisten itu didalam dirinya. Sedangkan orang pragmatis yang
direpresentasikan oleh Jhon dewey, mereka tidak membedakan pengetahuan dengan
kebenaran. jadi kebenaran harus benar, kalau tidak benar maka itu kontradiksi.
Dari
beberapa pengertian tentang pengetahuan diatas, dari berbagai aspek dan sudut
pandangnya, ada juga yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah kebenaran dan
kebenaran adalah pengetahuan, maka pastilah dalam kehidupan manusia terdapat
pengetahuan dan kebenaran.
Burhanuddin Salam mengklasifikasikan bahwa
pengetahuan yang diperoleh manusia dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok,
yaitu:
1.
Pengetahuan biasa (common sense) yaitu pengetahuan
biasa, atau dapat kita pahami bahwa pengetahuan ini adalah pengetahuan yang
karena seseorang memiliki sesuatau karena menerima secara baik. Orang menyebut
sesuatu itu merah karen memang merah, orang menyebut benda itu panas karena
memang benda itu panas dan seterusnya.
2.
Pengetahuan Ilmu (science) yaitu ilmu pengetahuan yang
bersifat kuantitatif dan objektif, seperti ilmu alam dan sebagainya.
3.
Pengetahuan Filsafat, yakni ilmu pengetahuan yang diperoleh
dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat
lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
4.
Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang hanya didapat
dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini
oleh para pemeluk agama
Jadi
perbedaan antara pengetahuan dan ilmu adalah jika pengetahuan (knowledge)
adalah hasil tahu manusia untuk memahami suatu objek tertentu sedangkan ilmu
(science) adalah pengetahuan yang bersifat positif dan sistematis.
B.
Hakikat
Pengetahuan
Pengetahuan pada
dasarnya adalah keadaan mental. Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat
tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada
diluar akal. Persoalannya kemudian adalah apakah gambar itu sesuai dengan fakta
atau tidak? Apakah gambaran itu benar? Atau apakah gambaran itu dekat dengan
kebenaran atau jauh dari kebenaran?
Ada dua teori
untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu:
1.Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau copy yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah copy dari yang asli yang ada di luar akal. Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam foto. Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau copy yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah copy dari yang asli yang ada di luar akal. Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam foto. Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
2.Idealisme
Idealisme adalah menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idialis hanya merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Subjektif dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang membuat gambaran tersebut. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran. Yang diberikan pengetahuan hanyalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengetahui atau (subjek).
Idealisme adalah menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idialis hanya merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Subjektif dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang membuat gambaran tersebut. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran. Yang diberikan pengetahuan hanyalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengetahui atau (subjek).
C.
Dasar-dasar
Pengetahuan
Dasar-dasar pengetahuan meliputi penalaran,
logika, sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran.
1.
Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap
dan tindakan yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran
menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut
benar bagi tiap orang adalah tidak sama oleh sebab itu kegiatan
proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan
yang benar itupun berbeda-beda dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai
kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses kebenaran tersebut. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria
kebenaran masing-masing.
Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran
mempunyai ciri-ciri :
1.
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas
dapat disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ), dan tiap penalaran mempunyai logika tersendiri atau dapat juga disimpulkan bahwa
kegiatan penalaran merupakan
suatu kegiatan berpikir logis, dimana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai
kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu.
2.
Sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan
suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang digunakan
untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah
merupakan kegiatan
analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan demikian juga penalaran lainnya
yang mempergunakan logikanya tersendiri. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari suatu pola berpikir
tertentu.
2.
Logika
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir ituharus dilakukan cara tertentu.
Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan
menurut cara. Cara penarikan
kesimpulan ini disebut
logika, di mana logika secara luas dapat didefenisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih.”1 Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan, namun untuk sesuai dengan dengan tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalaran
maka hanya difokuskan kepada dua jenis penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif.
Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi
kesimpulan bersifat umum. Sedangkan logika deduktif, menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umu menjadi
kasus yang bersifat individual (khusus).
a. Induksi
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik
dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai
kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Kesimpulan yang bersifat umum ini penting
artinya karena mempunyai dua keuntungan.
· Bersifat ekonomis.
· Dimungkinkannya proses penalaran selanjutnya.
b.
Deduksi
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir
yang sebalikny dari penalaran induktif.
Deduksi adalah cara berpikir
dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir
yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian
dapat dibedakan sebagai
premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Jadi
ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan.
Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.
3. Sumber Pengetahuan
Setelah kita mengetahui tentang hakikat pengetahuan dan
pemaparan kedua madzhab yang menjelaskan hakikat ilmu itu sendiri, maka yang
menjadi pertanyaan lanjutan adalah dari mana pengetahuan itu bersumber?
Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang
merupakan sumber pengetahuan tersebut.
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber
pengetahuan:
1.Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi.
Dengan inderanya, manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan masuk ke dalam medan intensional, walaupun masih sangat sederhana. Indera menghubungkan manusia dengan hal-hal konkret-material.
1.Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi.
Dengan inderanya, manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan masuk ke dalam medan intensional, walaupun masih sangat sederhana. Indera menghubungkan manusia dengan hal-hal konkret-material.
Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Itu disebabkan oleh
adanya perbedaan antara indra yang satu dengan indra yang lainnya, berhubungan
dengan sifat khas fisiologis indera dan dengan objek yang dapat ditangkap
sesuai dengannya. Masing-masing indra menangkap aspek yang berbeda mengenai
barang atau makhluk yang menjadi objeknya. Jadi pengetahuan inderawi berada
menurut perbedaan indera dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu.
2.Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
Dalam penyusunan ini akal menggunakan konsep-konsep rasional
atau ide-ide universal. Konsep tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata yang
bersifat universal. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip universal adalah
abstraksi dari benda-benda kongkret, seperti hukum kausalitas atau gambaran
umum tentang benda tertentu. Kaum rasionalis yakin bahwa kebenaran hanya dapat
ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja.
3.Intuisi
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah dan tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Tanpa melalui proses berfikir yang berliku-liku tiba-tiba saja dia sudah sampai disitu. Jawaban atas permasalahan yang sedang dipikirkannya muncul dibenaknya bagaikan kebenaran yang membukakan pintu. Atau bisa juga, intuisi ini bekerja dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar, artinya jawaban atas suatu permasalahan ditemukan tidak tergantung waktu orang tersebut secara sadar sedang menggelutnya.
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah dan tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Tanpa melalui proses berfikir yang berliku-liku tiba-tiba saja dia sudah sampai disitu. Jawaban atas permasalahan yang sedang dipikirkannya muncul dibenaknya bagaikan kebenaran yang membukakan pintu. Atau bisa juga, intuisi ini bekerja dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar, artinya jawaban atas suatu permasalahan ditemukan tidak tergantung waktu orang tersebut secara sadar sedang menggelutnya.
Namun intuisi ini bersifat personal dan
tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur
maka intuisi ini tidak bisa diandalkan.
4.Wahyu
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan oleh nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah-masalah yang bersifat transedental seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari kemudian di akhirat nanti. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang ghaib ( supernatural ).
4.Wahyu
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan oleh nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah-masalah yang bersifat transedental seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari kemudian di akhirat nanti. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang ghaib ( supernatural ).
Keparcayaan kepada tuhan yang merupakan
sumber pengetahuan, kepercayaan kepada nabi sebagai perantara dan kepercayaan
terhadap wahyu sebagai cara penyampaian, merupakan dasar dari penyusunan
pengetahuan ini. Kepercayaan merupakan titik tolak dalam agama. Suatu
pernyataan harus dipercaya dulu untuk dapat diterima: pernyataan ini bisa saja
selanjutnya dikaji dengan metode lain.
4. Kriteria Kebenaran
Jika seseorang mempermasalahkan
dan ingin membuktikan apakah pengetahuan itu bernilai benar, menurut para ahli
estimologi dan para ahli filsafat, pada umumnya, untuk dapat membuktikan bahwa
pengetahuan bernilai benar, seseorang harus menganalisa terlebih dahulu cara,
sikap, dan sarana yang digunakan untuk membangun suatu pengetahuan. Seseorang
yang memperoleh pengetahuan melalui pengalaman indera akan berbeda cara
pembuktiannya dengan seseorang yang bertitik tumpu pada akal atau rasio,
intuisi, otoritas, keyakinan dan atau wahyu atau bahkan semua alat tidak
dipercayainya sehingga semua harus diragukan seperti yang dilakukan oleh faham
skeptisme yang ekstrim di bawah pengaruh Pyrrho.
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang kebenaran, antara lain
sebagai berikut:
1. Teori Koherensi yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya bila kita menganggap bahwa, “semua manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan benar maka pernyataan bahwa, “si polan adalah seorang manusia dan si polan pasti akan mati” adalah benar pula karena kedua pernyataan kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama.
1. Teori Koherensi yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya bila kita menganggap bahwa, “semua manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan benar maka pernyataan bahwa, “si polan adalah seorang manusia dan si polan pasti akan mati” adalah benar pula karena kedua pernyataan kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama.
2.
Teori Korespondensi yang ditemukan oleh Bertrand
Russell (1872-1970). Suatu pernyataan dalah benar jika materi pengetahuan yang
dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut. Misalnya jika seseorang mengatakan bahwa
ibukota republik Indonesia adalah Jakarta maka pernyataan tersebut adalah benar
sebab pernyataan itu dengan obyek yang bersifat faktual yakni Jakarta yang
memang menjadi ibukota republik Indonesia.
3.
Teori Pragmatis dicetuskan oleh Charles S.
Pierce (1839-1914). Suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu atau
konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan
manusia.
Dari tiga teori
tersebut dapat disimpulkan bahwa kebenaran adalah kesesuaian arti dengan fakta
yang ada dengan putusan-putusan lain yang telah kita akui kebenarannya dan
tergantung kepada berfaedah tidaknya teori tersebut bagi kehidupan manusia.
Langganan:
Postingan (Atom)