RSS
Facebook
Twitter

Kamis, 30 Juni 2011

BECOMING A TEACHER


MAKALAH
LANDASAN PENDIDIKAN
BECOMING a TEACHER
(MENJADI SEORANG GURU)
Sebagi Prasyarat Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan
By :
1.    MUHAMMAD ARDIANSYAH (100331508028)
2.    RIRIS ANDRIANI (100331508029)

PPS PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
-2011-







BAB 1. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha manusia secara sadar untuk menumbuh-kembangkan kepribadian dan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Usaha sadar itulah yang menandakan adanya sifat kesengajaan dari pendidikan.
Pendidikan bertujuan membantu manusia untuk mencapai kekuasaan dan kematangan individu atau pribadinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka, yang secara sistematik terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan pada diri seseorang atau individu. Oleh karenanya pendidikan nasional Indonesia selain bertujuan membentuk warga negara yang baik juga bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan bangsa merupakan salah satu kebutuhan primer bagi tegak dan kokohnya suatu negara di samping kebutuhan primer yang lain. Sehingga di dalam Undang-undang Dasar 1945 dicantumkan salah satu tujuan negara yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri..
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu  pendidikan  di  suatu  sekolah  sangat  ditentukan  oleh  kemampuan  yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan   sentral   serta   sumber   kegiatan   belajar   mengajar.  Lebih lanjut dinyatakan   bahwa   guru merupakan   komponen   yang   berpengaruh   dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan.
Masyarakat menempatkan guru pada suatu tempat yang lebih terhormat di dalam  lingkungannya.  Karena  dari  seorang  guru  masyarakat  diharapkan  agar dapat memperoleh ilmu pengetahuan, terlebih bagi kelangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan kemajuan perkembangan teknologi yang makin canggih dengan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberikan nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk mengadaptasikan diri.
Meninjau latar belakang diatas perlu deskripsi mengenai seseorang yang menjadi guru sebagai pilihan pekerjaan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Siapakah “Guru” itu ?
2.      Bagaimanakah Guru yang efektif ?
3.      Apakah tantangan guru dalam pembelajaran ?

C.    Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui profil guru
2.      Untuk mengetahui guru yang efektif
3.      Untuk mengetahui  tantangan-tantangan guru dalam pembelajaran

BAB 2. PEMBAHASAN
1.      Siapakah Guru itu ?
A.    Guru
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri..
Sehingga jika kita berbicara tentang pendidikan, rasanya belum sempurna kalau kita belum berbicara tentang guru. Sebab dalam kondisi bagaimanapun guru tetap memegang peran penting dalam perkembangan pendidikan. Demikian halnya dalam kemajuan IPTEK dan perkembangan global, eksistensi guru sangat penting kiprahnya karena peran guru tidak seluruhnya dapat digantikan oleh teknologi. Canggihnya teknologi komputer saat ini masih belum mampu menggantikan keberadaan guru, sebab komputer tidak dapat diteladani bahkan bisa menyesatkan jika penggunaanya dilakukan tanpa kontrol. Fungsi kontrol ini pulalah yang memposisikan figur guru sebagai sosok yang penting dalam kemajuan pendidikan.
Seorang guru harus kreatif dalam memilih dan memilah, serta mengembangkan materi pembelajaran sehingga dapat menyentuh kebutuhan peserta didik. Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber informasi bagi peserta didik, akan tetapi guru hanyalah salah satu sumber saja. Hal inilah yang mesti dicermati oleh seorang guru dengan mengasah kreativitasnya sehingga dapat memposisikan diri dalam membantu perkembangan peserta didiknya.    
Dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya mendongkrak kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan memposisikan dirinya sebagai;
1. Orang tua, yang penuh kasih saying pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara wajar.
7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.
8. Mengembangkan kreativitas.
9. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Demikian beberapa peran yang harus dijalani seorang guru dalam mengoptimalkan minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh para siswanya.
B.     Alasan Seorang Guru Memilih Menjadi Guru
Menjadi guru adalah pekerjaan yang sungguh mulia. Ia bertanggung jawab tidak hanya menjadikan para anak manusia pandai di bidang ilmu pengetahuan, akan tetapi juga bermoral yang baik dalam kehidupan ini. Seorang anak manusia yang pada mulanya tidak mengerti apa-apa, di hadapan seorang guru dididik untuk memahami kehidupan secara lebih baik dan mengenal dunia. Di pundaknyalah ada tugas dan tanggung jawab keberlangsungan masa depan generasi yang lebih cerdas dan berperadaban.
Begitu mulia pekerjaan seorang guru sekaligus betapa berat tugas dan tanggung jawab menjadi seorang guru. Inilah mengapa tidak semua orang bisa menjadi seorang guru yang berhasil. Hanya orang-orang tertentu yang mempunyai rasa cinta terhadap anak-anak atau peserta didik dan berdedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan saja yang mampu untuk menjadi seorang guru. Inilah pribadi seorang guru yang berhasil mengajar sekaligus mendidik di hadapan murid-muridnya. Sosok seorang guru favorit yang dicintai oleh anak didiknya.
Pada hakikatnya menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa, pahlawan tanpa tanda jasa, julukan yang memiliki makna bahwa guru membutuhkan keikhlasan dalam menjalani tiap pengabdian untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, atau lebih familiar dengan istilah memanusiakan manusia. Maka tak ada yang lebih penting bagi para guru saat ini selain merekonstruksi pola pikir mereka agar dapat meyakini pilihan yang mereka ambil untuk menjadi guru, seseorang yang digugu dan ditiru, serta menjadi panutan bagi para siswanya. Contoh yang paling sederhana yang dapat dilakukan, misal dengan menghilangkan bussines oriented dalam proses pembelajaran, jangan menjadi distributor buku-buku pegangan siswa dengan harapan memperoleh keuntungan dari penerbit, selanjutnya lebih menyenangi proses kreatif dalam mencari, menyampaikan, dan menerjemahkan informasi kepada siswa dengan metode yang menarik, serta berusaha untuk tidak arogan dan melakukan tindakan tidak bermoral kepada siswa. Atau dengan kata lain seorang guru professional harus mampu mengkesampingkan ego pribadinya demi tercapainya tujuan pendidikan terhadap siswa.
Secara umum guru di Amerika mempunyai beberapa alasan untuk menjadi seorang guru, antara lain :
·         Orang tua saya seorang guru dan menginginkan saya sebagai seorang guru
·         Saya menyukai bidang tertentu dan menginginkan siswa suka hal yang sama dengan bidang saya
·         Saya menyukai anak-anak
·         Saya menyukai melakukan sesuatu dan menceritakan kepada orang lain apa yang saya lakukan
·         Saya menginginkan menjadi kepala sekolah atau seorang professor dan langkah pertama saya adalah menjadi seorang guru
·         Saya tidak tahu hal lain diluar bidang saya
·         Saya ingin menciptakan hal yang lebih baik dilingkungan sekolah
·         Saya hanya ingin menjadi seorang guru, tapi tidaj tahu kenapa
·         Saya menyukai guru saya dan saya ingin menjadi seperti dia
·         Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda dan punya kontribusi dilingkunan ssosial
C.     Kompetensi Guru
Secara ekplisit peraturan pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 pasal 2 menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut maka seorang guru dituntut untuk  memiliki komptensi yang memadai. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasi oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Mengacu pada definisi tersebut, maka terdapat 4 (empat) macam kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai tenaga kependidikan yang profesional, Kompetensi tersebut adalah kompetensi paedagogik, kompetensi personal, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Kompetensi Paedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola  pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik,  (3) pengembangan kurikulum atau silabus, (4) perancangan pembelajaran, (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran, (7) evaluasi hasil relajar, dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang   dimilikinya.
Kompetensi personal adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temperamen seseorang yang akan terwujud dalam tindakan jika dihadapkan pada situasi tertentu. Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: (1) beriman dan bertakwa, (2) berakhlak mulia (3) arif dan bijaksana, (4) demokratis, (5) mantap, (6) berwibawa, (7) stabil, (8) dewasa, (9) jujur, (10) sportif, (11) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (12) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan (13) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan menilai sesuai dengan bidang studi yang diampu. Kompetensi profesioan yang diharapkan meliputi penguasaan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya dan sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: (1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan,mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu, dan (2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk mengajak dan merespon orang lain dengan perasaan positip dan dapat berinteraksi dengan baik. Kompetensi sosial sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk: (1) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, (3)bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik, (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, dan (5) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
D.    Tugas dan Peran Guru Dalam Mendidik Siswa
D.1 Tugas Guru
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.
D.2. Peran Guru
Guru memiliki peran yang sangat vital dan fundamental dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik siswa dalam proses pembelajaran (Davies dan Ellison, 1992). Karena peran mereka yang sangat penting itu, keberadaan guru bahkan tak tergantikan oleh siapapun atau apapun sekalipun dengan teknologi canggih. Alat dan media pendidikan, sarana prasarana, multimedia dan teknologi hanyalah media atau alat yang hanya digunakan sebagai teachers’ companion (sahabat – mitra guru).
Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, dengan adanya sertifikasi diharapkan guru agar dapat lebih berperan secara aktif, efektif dan profesional. Hal tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan, ketika guru tidak memiliki beberapa persyaratan, antara lain keterampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan (knowledgeable), memiliki sikap profesional (good professional attitude), memilih, menciptakan dan menggunakan media (utilizing learning media), memilih metode mengajar yang sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology), mengembangakan dynamic curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good practices) (Hartoyo dan Baedhowi, 2005).
1)        Teaching Skills
Guru yang profesional dapat dilihat dari keterampilan mengajar (teaching skills) yang mereka miliki. keterampilan mengajar yang dimiliki guru dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain:
2)        Knowledgeable
Guru harus memiliki pengetahuan dan menguasai materi yang diampu secara memadai, karena pengetahuan merupakan faktor utama dalam membentuk profesionalisme seseorang.
3)        Professional attitude
Sikap sangat berpengaruh terhadap profesionalisme sesorang guru. Sikap tersebut antara lain: (1) independence – mandiri dan tidak selalu tergantung pada orang lain, dan (2) continuous self-improvement.
4)        Learning equipment/media
Guru dituntut mampu memilih, menggunakan dan bahkan menciptakan media pembelajaran. Media sedapat mungkin disediakan secara memadai dan lengkap (sufficient and complete), baik media/alat peraga sederhana maupun modern. Tanpa perlengkapan dan media yang memadai, pembelajaran tak mampu memberikan hasil yang optimal.
5)        Technology
Guru diharapkan mampu memanfaatkan TIK, karena teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan memiliki peran sangat penting, karena dapat membuat pembelajaran lebih bervariasi dan hidup (teaching more colourfull), apalagi jika diintegrasikan dengan multimedia. 
6)        Curriculum
Guru harus menguasai dan mampu mengembangkan kurikulum yang responsive, yang mampu menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat, dynamic (berkembang sejalan dengan perkembangan jaman), dan flexible yang dapat diadaptasikan dalam berbagai situasi dan kondisi, serta sesuai dengan kebutuhan siswa (students needs) merupakan suatu kebutuhan.
7)        Good examples/practices
Pendidikan akan efektif apabila dibarengi dengan contoh atau teladan yang baik pula. Pemberian teladan yang baik oleh guru menuntut guru untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan bertindak secara professional.

2.      Bagaimanakah Guru yang efektif ?
A.    Opini publik
Menjadi seorang guru merupakan sebuah pilihan yang krusial bagi sebagian orang, perlu pemikiran matang dan kesanggupan dalam tiap pengabdian karena konsekuensi yang harus ditanggung yaitu kesiapan untuk menjadi sumber informasi sekaligus menjadi penutan bagi para muridnya. tetapi ironisnya menjadi seorang guru justru cenderung dipandang sebelah mata, sehingga muncul asumsi dari masyarakat bahwa profesi guru tidaklah begitu menantang, siapa saja bisa menjadi guru, tidak harus lulusan dari LPTK tetapi lulusan dari berbagai disiplin ilmu di universitas negeri maupun swasta non LPTK dengan mudah bisa mendapatkan lisensi untuk menjadi seorang guru asalkan dia memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi kepada para murid, dengan prasyarat berupa mengikuti program akta empat selama satu tahun kemudian bisa melengang dengan mudah sebagai seorang “guru instant”.
Asumsi ini sangatlah salah kaprah dan perlu di rekonstruksi, sejatinya tugas dan tanggungjawab seorang guru tidaklah semudah hanya sebatas mengajar siswa, tetapi ada hal yang lebih penting yaitu dia juga berkewajiban untuk mendidik siswa sehingga siswa tersebut dapat memanfaatkan ilmu yang dimiliki untuk mengembangkan potensi yang dibutuhkan dalam kehidupannya di lingkungan masyarakat. Tugas mengajar berkaitan dengan transformasi penegatahuan dan keterampilan kepada siswa, sedang tugas mendidik adalah tugas yang berkaitan dengan peran guru sebagai transformator dan penerjemah nilai-nilai dalam rangka membentuk pribadi yang baik dalam diri siswa.
Secara umum sebagai manusia biasa, guru selaku pendidik memanglah tidak sempurna sehingga memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu. Namun yang menjadi pertanyaan kini adalah keterbatasan tersebut dapat ditolerir ataukah tidak? keterbatasan relative semisal penguasaan materi, alat-alat pembelajaran dapat ditolerir sejauh guru tersebut mau untuk memperbaiki dan mengurangi keterbatasannya tersebut, akan tetapi apabila keterbatasan tersebut mengakibatkan putusnya interaksi antara guru dan siswa serta guru yang tidak bermoral termasuk keterbatasan yang tidak dapat ditolerir, karena pendidikan pada dasarnya adalah usaha yang dilandasi oleh moral. Kesemuanya itu dapat dirubah asalkan ada kemauan dan usaha dari mereka untuk megatsai keterbatan-keterbatasan tersebut, adapun awal dari proses tersebut adalah dengan rekontruksi pola pikir.
B.     Menjadi Guru Profesional
Pada hakikatnya, pekerjaan guru dianggap sebagai pekerjaan yang mulia, yang sangat berperan dalam pengembangan sumber daya manusia. Sejalan dengan pemikiran tersebut, maka perlu ditekankan bahwa yang layak menjadi guru adalah orang-orang pilihan yang mampu menjadi panutan bagi anak didiknya. Hal ini sesuai dengan hakikat pekerjaan guru sebagai pekerjaan profesional, yang menurut Darling-Hamond & Goodwin (1993) paling tidak mempunyai tiga ciri utama. Ketiga ciri tersebut adalah: (1) penerapan ilmu dalam pelaksanaan pekerjaan didasarkan pada kepentingan individu pada setiap kasus, (2) mempunyai mekanisme internal yang terstruktur, yang mengatur rekrutmen, pelatihan, pemberian lisensi (ijin kerja), dan ukuran standar untuk praktik yang ethis dan memadai; serta (3) mengemban tanggung jawab utama terhadap kebutuhan kliennya.
Peningkatan kualitas profesional guru ditujukan pada peningkatan lima kompotensi dasar, yaitu penguasaan materi pelajaran yang akan diajarkan, pemahaman terhadap pembelajar, pemahaman terhadap prinsip-prinsip keterampilan mengajar dan penerapannya dalam praktik, pemahaman terhadap cabang-cabang pengetahuan lainnya, dan pemahaman serta apresiasinya terhadap profesi keguruan (CSMTP, 2000:2-5). Berikut adalah uraian singkat dari masing-masing kompetensi tersebut.
Pemahaman terhadap materi pelajaran. Materi pelajaran merupakan komponen esensial dari pengetahuan guru. Jika mengajar adalah membantu siswa belajar, maka pemahaman terhadap apa yang akan diajarkan merupakan kebutuhan sentral dalam pembelajaran.
Pemahaman terhadap pembelajar. Komponen kedua yang esensial bagi tugas-tugas mengajar dan mendidik guru sains adalah pemahaman terhadap pembelajar. Yang dimasudkan dengan pemahaman terhadap pembelajar adalah pemahaman terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia.

0 komentar:

Posting Komentar