RSS
Facebook
Twitter

Selasa, 24 Mei 2011

KIMIA ANALITIK


TUGAS
KIMIA ANALITIK
Oleh : Muhammad Ardiansyah (PPs Pend. Kimia)

Contoh-contoh analisis dalam ilmu kimia :
1.    Analisis Kandungan
a.    Menentukan kadar timbal (Pb) pada rambut Polisi Lalulintas
Polisi Lalulintas memiliki resiko yang sangat tinggi terkontaminasi polutan timbal (Pb) yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, kadar timbal yang tinggi berdampak negatif pada kesehatan seorang Polisi Lalulintas. Kadar Pb dapat dianalisis dengan beberapa metode instrument analitik diantaranya menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy), sebelum dianalisis sampel rambut harus dilakukan perlakuan awal yaitu merubah ukuran sampel (menggunakan pelarut) tujuannya yang pertama untuk mengekstrak Pb yang ada pada rambut dan yang kedua untuk mempermudah proses nebulizer pada analisis AAS.

Gambar 1. Skema Analisis AAS


Gambar 2. Bagian-bagian AAS
Sumber : http://www.chemistry.nmsu.edu/Instrumentation/AAS_Cham_Body.jpg
Untuk menganalisis sampel timbal, maka lampu (HCL) pada AAS harus disesuaikan dengan sampel yang dianalisis, serapan atom pada proses nebulizer akan diterjemahkan oleh detector yang nantinya kadar Pb dalam sampel dapat diketahui
Danau Limboto merupakan salah satu sumber daya alam yang ada di Kabupaten Gorontalo. Danau ini memiliki fungsi ekologis dan ekonomis pada wilayah dan masyarakat di sekitar. Fakta yang ada sekarang menunjukan bahwa ekosistem danau Limboto telah rusak. Kerusakan ekosistem danau tersebut dapat diamati dari keadaan fisik dan biologis danau. Keadaan fisik menunjukan bahwa setiap tahun telah terjadi sedimentasi 46,66 cm dan peneyempitan danau yang berkisar antara 66,66 ha per tahun. Sedangkan keadaan biologis dapat dilihat dengan adanya pertumbuhan ganggang, eceng gondok serta tumbuhan air berukuran mikro yang berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat berlebihnya fosfat.
Analisis kandungan fosfat menggunakan spketro UV-vis dengan cara membuat larutan standart terlebih dahulu, hasil pengukuran berupa nilai absorbansi dimana nilai absorbansi di buat grafik yang nantinya konsentrasi sampel dapat dicari dari persamaan grafik larutan standart. Adapun diagram spektrofotometer UV-vis sebagai berikut.
Gambar 3. Diagram Spektrofotometer





2.    Analisis Struktur
a.    Analisa senyawa organic dari buah mengkudu
Mengkudu (Morinda citrifolia L) atau di Jawa Barat lebuh dikenal dengan sebutan “cangkudu” merupakan pohon yang banyak tumbuh di daerah tropis, terutama di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Sejalan dengan peningkatan kesadaran konsumen dan volume permintaan terhadap penggunaan obat alami, maka penelitian terhadap pohon mengkudu juga difokuskan untuk penggunaan sebagai bahan obat. Penggunaan khusus pohon mengkudu sebagai obat antara lain buah mengkudu berkhasiat untuk melancarkan urin, menurunkan kadar gula dan kolesterol darah. Sedangkan daun dan akarnya berkhasiat untuk obat sakit perut, disentri, serta eksim. Beberapa khasiat lain dari mengkudu dalam bentuk sediaan jus, kapsul, lulur antara lain sebagai antibiotik, antibakteri, aterioskerosis, artrisis, sakit punggung, beri – beri, kosmetik, dan antikanker. Daging buah mengkudu juga dapat diolah menjadi bahan makanan berserat tinggi (dietary fiber).
Pengujian kandungan komponen asam lemak dalam minyak mengkudu bertujuan untuk mengetahui jenis asam lemak yang ada dan dilakukan dengan menggunakan alat kromatografi gas. Data analisis data kualitatif berdasarkan perbandingan waktu retensi beberapa puncak kromatogram contoh terhadap standar asam lemak, maka diamati minyak mengkudu mengandung beberapa asam lemak yaitu asam palmitat, asam linolenat, asam oleat dan asam linoleat.
Kromatografi adalah suatu prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi, diperensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih salah satunya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion.
Gambar 4. Diagram kromatografi gas

Sumber : http://www.makanan.us/lain-lain/minyak-dari-biji-mengkudu
b.    Senyawa Baru Organologam Kalium 18-Mahkota-6 yang Mengandung Turunan Fluorenil sebagai Karbanion
Sintesis 9-(2-metoksietil)-9H-fluorena dan 9-(2-metoksietil)-9H-fluorenil kalium bebas basa telah  dilakukan.  Reaksi  senyawa  terakhir  dengan  suatu  basa  Lewis  heksadentat  18-mahkota-6 menghasilkan  suatu  kompleks  baru  jenis  [MR(18-mahkota-6)]  (R= FluCH2CH2OMe).  Kedua senyawa dikarakterisasi dengan spektroskopi IR, NMR dan analisis struktur dengan sinar X. Struktur kristal K(18-mahkota-6)FluCH2CH2OMe memperlihatkan  bahwa ion  kalium tidak hanya berdekatan dengan ke enam atom oksigen dari eter mahkota, tetapi juga dengan gugus -OCH3 . Selain itu teramati pula suatu interaksi dihapto antara kation dan karbanion.

Gambar 5. Diagram NMR Spectroscopy


Gambar 6. Diagram Infra Red Spectroscopy







3.    Analisis Distribusi
a.    Peningkatan Mutu Membran Komposit Nanopori Selulosa Asetat-Polistirena Menggunakan Poli(Etilena Glikol)-2000
Penggunaan  membran  dalam  proses  desalinasi  telah  banyak  dilaporkan.  Salah satunya adalah membran selulosa asetat (CA). CA mudah terurai secara hayati sehingga berdampak   pada   kekuatannya.   Pencampurannya   dengan   polimer   sintetik,   seperti polistirena  (PS),  dapat  meningkatkan  kekuatan  membran  yang  terbentuk.  Akan  tetapi, pori-porinya tidak selalu seragam. Pengaruh penambahan porogen dan aplikasi membrane dalam  proses   desalinasi    dipelajari   dalam  penelitian  ini.  Membran dibentuk  dengan  mencetak campuran menjadi lapisan tipis.  Selanjutnya membran ditentukan nilai  fluks air dan indeks  rejeksi NaCl  menggunakan  modul  alat  saring  cross  flow  dan  dilakukan  analisis  terhadap morfologi permukaannya dengan mikroskop elektron susuran (SEM).
Hasil analisis SEM memperlihatkan  bahwa  PEG  berpengaruh  pada  jumlah  dan  ukuran  pori,  serta  tekstur permukaan  membran.  Hasil  SEM  menunjukkan  bahwa  membran  tergolong  nanofiltrasi dengan  kisaran  ukuran  pori  120-240  nm  dan  tergolong  asimetrik  dari  pembuatannya secara pembalikan  fase. Selain itu,  Nilai fluks  air semakin tinggi  dan nilai  rejeksi NaCl semakin rendah dengan bertambahnya jumlah PEG. Nilai fluks air tertinggi terjadi pada membran  90:10:5,  yaitu  291.2271  L/(jam.m 2 ),  sedangkan  nilai  indeks  rejeksi  NaCl tertinggi  terjadi  pada  membran  90:10:1,  yaitu  55.97  %.  Hasil  ini  menunjukkan  bahwa membran yang dihasilkan dapat berfungsi dalam proses desalinasi.
Gambar 7. Diagram SEM
Gambar 8. Hasil SEM membrane



b.    Persiapan Nanopartikel silver dan Karakterisasi
Sintesis Nano Partikel dan studi tentang ukuran dan sifat sangat penting fundamental dalam kemajuan penelitian baru-baru ini. Hal ini ditemukan bahwa sifat optik, elektronik, magnetik, dan katalitik dari partikel nano logam tergantung pada ukuran, bentuk dan sekitarnya kimia.
Dalam sintesis nanopartikel sangat penting untuk mengendalikan tidak hanya ukuran partikel, tetapi juga bentuk partikel dan morfologi juga. Dalam penyelidikan saat ini sintesis nanopartikel perak dengan rute kimia [4,5] dibahas, yang merupakan rute yang mudah, sederhana dan mudah untuk menyiapkan partikel logam dalam rentang nanometer. Partikel nano disusun perak telah tersebar di kloroform dan kemudian diuji menggunakan difraksi sinar-X (XRD), Mikroskop Elektron Transmisi (TEM) dan UV / Vis spektroskopi penyerapan. Studi ini mengungkapkan bahwa nanoprticles dipersiapkan dari ukuran rata-rata 16 nm, yang menunjukkan pentingnya pekerjaan ini.
Gambar 9. Diagram TEM

Gambar 10. Hasil TEM citra Ag partikel nano

4.    Analisis Proses
a.    Efektivitas Katalis Zeolit Cr/Zeolit Alam Pada Perengkahan Tir Batubara Menjadi Fraksi Bensin
Penelitian tir batubara telah banyak dilakukan Hasil perengkaban tir batubara berpotensi sebagai bahan  bakar  pengganti  minyak  bumi.  Pemilihan  katalis  sangat  menentukan  hasil   reaksi  perengkahan tersebut. Penelitian  ini  meninjau   efektivitas  katalis  kromium-zeolit alam  dalam  proses  perengkahan tir batubara.  Katalis  kromium-zeolit  alam  dibuat  melalui:  aktivasi  zeolit  dam,  pertukaran  ion,  kalsinasi, oksidasi dan reduksi.
Gambar 11. Pengaruh Jenis Katalis Terhadap Selektivitas Fraksi Bensin

Gambar 12. Pengaruh Katalsi Terhadap Prosentase Produk



b.    Kajian Kinetika Untuk Menunjukkan Peran katalis KI Dalam Reaksi dekomposisi H2O2 Berdasarkan Penurunan Energi Aktivasi Secara Non-isotermal
Kinetika  reaksi  dekomposisi H202 dengan KI pada pH sekitar <5,3 berlaku mekanisme asam dengan produk berupa I2, pada pH sekitar 7,3 berlaku mekanisme basa dengan produk O2 dan pada pH antara  5.5-7,2  berlaku  mekanisme  campuran.  Peran  KI  pada  pH  basa  sebagai  katalis  dalam  reaksi dekomposisi H202 secara non-isotermal menggunakan   Persamaan Arrhenius dibuktikan berdasarkan  perolehan  harga  E,  sekitar  13.863kkal/mol  sedangkan reaksi  non-katalis  sekitar 563 kkal/mol.

0 komentar:

Posting Komentar